Spiga

AKTIVIS GEREJA SEBARKAN BUKU HAJI SESAT

Sengaja tidak mengunakan sebutan/istilah ”oknum” sebab sebutan tersebut selalu menjadi alasan pembelaan diri serta cuci tangan bagi suatu peristiwa yang terjadi menyangkut suatu komunitas.

Sebuah buku tentang ibadah haji yang menyesatkan telah beredar secara gelap. Belum diketahui siapa yang mengedarkan buku tersebut. Informasi yang dihimpun menyebutkan, buku tersebut bersampul warna hijau tanpa gambar. Dan ada note dibuku tersebut dengan tulisan ” untuk kalangan sendiri” itu membuktikan KEPENGECUTAN dari yang punya kepentingan terhadap beredarnya buku tersebut.

Pada sampul buku tertulis ibadah haji oleh H Amos, manusia yang sejak beberapa tahun terakhir ini selalu membuat resah umat Islam, dan saya yakin ada unsur provokasi dalam setiapa gerakan-gerakan yang dibuatnya untuk memojokkan Islam. Dia memojokkan ritual ibadah haji akan tepai anehnya dia sendiri tetap mencantumkan gelar ”H” nya.

Inilah tipe kristen yang tidak henti-hentinya berusaha menyelewengkan akidah umat Islam..dengan menghalakna segala cara, sungguh sangat memuakkan dan menguji kesabaran.

Murtadin Drs. A. Poernama Winangun alias H. Amos, seorang murtadin (mudah-mudahan bukan nama palsu jadi gampang meng-habisinya).

Setelah pindah iman (murtad) dari Islam ke Kristen pada usia 58 tahun, dia berubah menjadi seorang Kristen Fanatik. Dengan sangat agresif dia berusaha agar kaum muslimin lainnya mau mengikuti jejaknya untuk pindah agama.

Menulis buku berwajah Islam,“Upacara Ibadah Haji” yang isinya memutarbalikkan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits, untuk mendangkalkan akidah dan penginjilan. Dipermainkannya ayat-ayat ilahi untuk melecehkan Islam demi untuk menjunjung tinggi kekristenan.

Jika umat Islam yang membaca buku "Upacara Ibadah Haji” tersebut pasti akan berontak dan tersulut amarahnya. Kecuali jika yang membacanya adalah muslim abangan, tentu mereka hanya tinggal diam saja, masa bodoh.

Membaca buku-buku tersebut, umat Islam pasti akan terpancing emosinya. Sebab dikatakan bahwa Tuhan yang disembah setiap hari adalah berhala batu hitam, Islam adalah agama Bangsa Arab, Nabi Muhammad pernah memperkosa Siti Aisyah dan lain-lain penghujatan yang pedas.

Apabila dibiarkan tanpa ada tindakan antisipasi, maka peredaran buku-buku tersebut bisa menganggu hubungan Islam dan Kristen, bahkan bisa memicu tindak kekerasan dari pihak Islam yang imannya diserang terlebih dahulu. Secara otomatis, Drs. H. Amos telah merusak kerukunan hidup antar umat beragama di Indonesia.

Semoga terbukti Murtadin Drs. A. Poernama Winangun alias H. Amos, seor

ang murtadin, adalah hasil cuci otak oleh kelompok kristen sendiri, yang dijadikan senjata ditujukan kepada umat Islam, dan kita mengharapkan senjata tersebut akan berbalik ibarat bumerang akan berbalik menghantam pemiliknya sendiri.

Bukti bahwa dengki dan syirik dimiliki oleh ajaran yang SALAH.

sumber:tegakluruskelangit.blogspot.com

WHITE HOUSE a LATER



Ambisi Amerika untuk memerangi dan menguasai negara-negara muslim semakin brutal dan tak tahu malu. Sebagai negara adidaya semangat kolonialismenya menggarap ‘tanah orang lain’ tak pernah menemukan titik kepuasaan. Israel, negara Yahudi yang disinyalir sebagai “anak emas” AS manut mengikuti kebijaksanaan sang “bapak” membantai memporak-porandakan kawasan Timur Tengah dengan agresi yang memalukan nan irasional. Afganistan, Irak, Palestina, Iran, Libanon menjadi sasaran empuk praktek bejat AS dan sekutunya. Bersama Israel, AS –dan ini kebiasaannya- sering membasuh tangannya sendiri dengan darah orang lain menggunakan jargon yang telah gagal diterapkan di rumahnya sendiri, teori Demokrasi dan Liberalisme & seperti siklus polybius, saat ini Amerika sedang menuju kepada jurang kehancuran...!!!

Meski barat saat ini memiliki kekuatan tapi mereka menghadapi problem legitimasi. AS, meski memiliki kekuatan hebat, tapi dimata sebagian besar negara dunia ia tidak lagi punya legitimasi. Artinya, kekuatan dan superioritas Barat tidak mendapat restu dunia. Dalam hal ini AS memang tidak mau disaingi oleh siapapun. Ia mau menjadi penguasa tunggal.

Berbagai intervensi yang dilakukandalam rangka menjaga hegemoninya. William Blum, mantan pejabat Deplu AS, menyebut ada empat tujuan invasi-invasi AS, yaitu:

(1) Membuat dunia terbuka dan nyaman untuk globalisasi, teruma untuk perusahaan internasional milik AS.

(2)Meningkatkan pendapatan kontraktor-kontraktor yang banyak “bermurah hati” kepada anggota kongres dan penghuni gedung putih.

(3) Mencegah munculnya masyarakat manapun yang dapat memunculkan contoh alternatif bagi model kapitalis.

(4) Memperluas hegemoni politik, ekonomi dan militer seluas mungkin di muka bumi, dan untuk mencegah munculnya kekuatan regional yang dapat menandingi supremasi AS.

Keinginan untuk menjadi penguasa tunggal juga diindikasikan oleh AS yang sekarang sedang menghadapi proses decline, sehingga tidak yakin dengan kekuatannya sendiri, atau selalu merasa dalam keadaan terancam eksistensinya. Kejumudan melanda. Kebuntuan akan jalan keluar dari berbagai masalah yang melilit ummat manusia belum juga berhasil di tembus. Karena itu, sejak lama, sejumlah ilmuan Barat melihat tanda-tanda kejumudan dan keruntuhan Barat.

Tahun 1961, sejarawan Arnold J.Toynbee menulis tentang posisi dan sikap AS yang tidak adil, dan hanya mementingkan kekuatan-kekuatan besar, kaya,dan minoritas ummat manusia, persis seperti yang dilakoni inperium Romawi.

Tanda-tanda kemunduran AS sudah banyak dipaparkan. Paul Kennedy, dalam bukunya “The Rise and Fall of the Great Powers” memaparkan: “Tahun 1985, utangnya sudah mencapai 1.823 milyar USD. Defisit neracanya 202,8 milyar USD. Tahun 2002 defisit neracanya diperkirakan telah mencapai 400 milyar dolar AS…”. Ini tidak mengherankan, sebab AS harus menyediakan anggaran yang tidak kecil untuk membiayai mesin perangnya. Untuk memproduksi senjata dalam Perang Bintang (Star Wars), tahun 1999, AS harus mengeluarkan dana 6,6 milyar USD. Untuk siapa mesin perang itu? Untuk menghadapi Korea Utara, sebuah negara miskin yang untuk memberi makan rakyatnya saja tidak mampu…! Dalam hal senjata pemusnah massal, Barat tidak mau bersikap jujur dan adil. Artinya, hanya ia dan kelompoknya yang boleh memproduksi senjata pemusnah massal. Negara-negara yang dicap sebagai musuh, atau negara yang mereka juluki “sebagai poros setan”, seperti Korea Utara, Iran, Libya, Suriah dan lain-lain diharamkan memilikinya. Tetapi Negara-negara sekutunya, bukan saja boleh akan tetapi mereka justru dibantu memiliki dan memproduksinya seperti Israel.

Dalam hal bunuh membunuh terhadap ummat manusia pun dibeda-bedakan. Kalau yang membunuh negara tertentu yang korbannya masyarakat Barat, maka pembunuhnya dikatakan teroris. Tapi jika mereka pelakunya, maka dikatakan sebagai upaya “menegakkan perdamaian”. Samuel P. Huntinton (1996)-penasehat utama politik luar negeri AS-menulis panduan dalam menjalankan politik luar negeri, “Adalah manusia untuk membenci.

Untuk menentukan jati diri dan sebagai motivasi orang membutuhkan musuh: kompetitor dalam bisnis, rival dalam pencapaian, dan lawan dalam politik”. Dan kini, di zaman ultramoderen, AS-negara superhebat yang belum pernah ada dalam sejarah manusia- telah menentukan musuh utamanya, mitra tandingnya, yang sangat tidak seimbang, yaitu seorang kakek yang bernama “Osama bin Laden”. Hal semacam ini tentu saja belum pernah terjadi dalam sejarah ummat manusia.

Inikah riwayat akhir peradaban Barat? Yang jelas, segala sesuatu kalau sudah sampai puncaknya, pasti akan menggelinding turun, cepat atau lambat. Allah ta’ala berfirman: “Dan demikianlah hari-hari dipergilirkan di antara manusia agar Allah mengetahui orang-orang beriman dan mengambil di antara mereka saksi.

Dan Allah benci kepada orang-orang dzalim…”(QS,Ali Imran:140). Pepatah Arab mengatakan, “kulla maa tamma syai’un nuqshanu” artinya: segala sesuatu kalau sudah sempurna, pasti akan berkurang.

Dalam sebuah artikel yang berjudul ”END OF AMERICA’S EMPIRE”disebutkan kondisi Imperium Romawi menjelang kehancurannya. Cicero, seorang orator zaman itu, mengingatkan Romawi agar menyeimbangkan anggarannya, mengurangi utangnya, dan mengontrol keangkuhannya. Nasehat itu diabaikan, akhirnya Romawi runtuh tahun 476 M. Bernard Shaw menimpali “Romawi runtuh, Baylon runtuh, dan akan tiba giliran Amerika...” Wallahu ta’ala a’lam.

sumber:tegakluruskelangit.blogspot.com